BanyuwangiNetwork.com - Kopi menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia yang banyak memberikan kontribusi bagi pendapatan nasional.
Industri kopi dari hulu hingga hilir juga menjadi sumber pendapatan bagi banyak warga Indonesia.
Melihat pentingnya posisi kopi ini, maka para pemangku kepentingan terutama petani kopi harus paham dan sadar akan isu global yang mewarnai industri kopi.
Salah satunya, petani kopi Indonesia harus mewaspadai perubahan iklim yang kini sudah dirasakan dampaknya bagi produksi kopi.
Pendapat ini disampaikan oleh dosen College of Policy Science Ritsumeikan University Jepang, Fitrio Ashardiono kala menjadi pemateri dalam kegiatan kuliah tamu yang diselenggarakan oleh Center for Gastrodiplomacy Studies (CGS) Universitas Jember di kampus FISIP (9/3). Kuliah tamu bertema “Coffee and Climate Change” ini dihadiri mahasiswa dan dosen yang mayoritas berasal dari Program Studi Hubungan Internasional yang tertarik mempelajari Gastrodiplomasi.
"Indonesia termasuk negara yang mempunyai banyak kopi dengan identitas yang unik. Sebagai contoh, dari pulau Sumatera memiliki berbagai identitas kopi, salah satunya Kopi Mandailing. Biji kopi ini memiliki rasa yang lebih bersahaja daripada Java Arabica, nada herbal yang berbeda, dan dengan keasaman rendah. Cita rasa unik ini menjadikan kopi Mandailing disukai oleh penikmat kopi dari berbagai belahan dunia sekaligus memahat identitas unik Indonesia sebagai negara penghasil kopi. Belum lagi identitas kopi lainnya," tutur Fitrio Ashardiono.
Dan perubahan iklim mengancam produksi kopi dunia. Suhu bumi yang makin naik dan hujan yang tak menentu berpotensi mengubah kondisi sebuah daerah.
Bisa saja daerah yang semula beriklim dingin berubah makin panas.
Maka perubahan ini juga akan berakibat pada produksi dan cita rasa kopi.
Dalam paparannya, Fitrio Ashardiono membahas tentang dampak perubahan iklim terhadap kopi dan bagaimana upaya mitigasi yang dapat dilakukan dalam rangka meminimalisasi dampaknya.
Ia juga membahas bagaimana peran kopi dalam membentuk identitas suatu negara dalam dunia Internasional.
Oleh karena itu dosen dan peneliti College of Policy Science Ritsumeikan University ini berharap para petani kopi Indonesia mulai sadar dan memahami isu global, terutama perubahan iklim mengingat dampaknya yang besar terhadap industri kopi.
Artikel Terkait
Artis Cantik Nafa Urbach Ternyata Senang Juga Mandi di Sungai, Lokasi Mandinya Bukan di Jakarta, Tapi Disini!
Pelajar di Jember Dilatih atau Mendapat Edukasi Pembuatan Eco Enzyme, Untuk peduli Terhadap Lingkungan
Tidak Hanya Makanan, Warga Jember Ini Juga Jual Sabu Paket Hemat, Kalau Khusus Pelanggan Hutang Juga Boleh!
Kembangkan Anak Perusahaan, Perhutani Divre Jatim Akan Kembangkan Pengelolaan Wisata, Cek Lokasinya!
Korban Miras Oplosan di Jember Kini Bertambah Tiga Orang, Polisi Kumpulkan Warga di Balai Desa
Ranca Upas Bandung Dulunya Hijau dan Ditumbuhi Subur Bunga Langka, Kini Justru Rusak dan Gersang! Ulah Siapa?
Kebun Edelweis Rawa di Ranca Upas Habis Tergilas Motor Trail, Netizen: Perhutani Kok Bisa Ngasih Izin?
Mengenal Ranca Upas Sebelum Rusak Pasca Event Motor Trail: Seperti Padang Savana, Banyak Kijang dan Rusa Liar!
Kebun Edelweis Rawa di Ranca Upas Rusak Akibat Event Motor Trail, Ternyata Ada Habitat Lain di Jawa Timur!
Bukan Baluran Atau Ranca Upas! Ada Padang Savana Bak di Afrika yang Tersembunyi di Banyuwangi, Simak Lokasinya